
Keperawanan. Seharusnya itu menjadi bagian yang paling penting bagi wanita. Tapi ironisnya, keperawanan kini menjadi hal yang biasa saja, bagi mayoritas anak muda. Tak lagi perawan, tak apalah! Yang penting bisa bertanggung jawab.
Ya itulah fenomena pada kehidupan modern saat ini. Batasan norma dan dan ingat dosa akan agama menjadi kian tipis.
Kita bicara fakta yuk!
Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebut bahwa rata-rata kaum wanita di sana telah hilang perawan sejak usia 17 tahun.
Hanya sekitar 12 persen saja, wanita yang berusia 20-24 tahun yang bertahan perawan.
Penyebab ironis. Tak mau dicap sebagai minoritas, bila remaja belum berhubungan seks.
Lantas bagaimana kalau di Indonesia?
Rupanya tak jauh berbeda. Berdasarkan data Durex's Face of Global Sex, rata-rata wanita Indonesia hilang perawan pada usia 19 tahun. Hanya berbeda dua tahun dibandingkan Amerika.
Bahkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sebanyak 62,7 persen remaja Indonesia sudah tidak perawan lagi.
Penyebabnya lantaran:
Pergaulan dan gaya hidup
Tak ingin ketinggalan tren, wanita remaja rela melepaskan keperawanannya. Merasa keren, karena melakukan hal "terlarang" yang melampaui batas.
Mabuk
Gaya hidup yang tak terkontrol juga menjadi penyebab wanita kehilangan keperawanan. Karena mabuk, secara tak sadar wanita berhubungan seksual.
Pembuktian Cinta
Bujuk rayu kekasih untuk pembuktian cinta juga menjadi penyebab remaja melepas keperawanan. Harapannya, tidak akan putus karena mereka sudah berhubungan seksual.
Penasaran
Di masa pubertas rasa penasaran remaja sangat tinggi, termasuk soal kegiatan seksual. Ditambah lemahnya wawasan dan pengetahuan, mereka pun akhirnya melakukan hubungan seksual.
Berdasarkan data di atas, muncul pertanyaan, seharusnya kapan usia ideal wanita melepas keperawanan?
Dilansir dari boldsky, pakar kesehatan merekomendasikan agar seseorang tidak melakukan hubungan seksual hingga otak berkembang sepenuhnya. Sebab, hubungan seks pertama tidak hanya melibatkan organ intim, melainkan pikiran, emosi, perasaan kepercayaan diri seseorang.
Bila diukur dalam usia, umur 25 tahun adalah waktu yang ideal bagi wanita untuk melepas kepercayaan. Sementara bagi pria, waktu idealnya adalah 23 tahun. Pada usia tersebut, seseorang dinilai telah lebih matang dalam berpikir. Sehingga mampu memutuskan apa yang terbaik bagi diri sendiri.
Mengapa?
Melepas keperawanan pada usia remaja memiliki sejumlah risiko. Mulai dari infeksi menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, hingga kanker serviks.
Tak cuma itu, kehilangan keperawanan pada usia remaja juga bisa memicu depresi seseorang. Bahkan ada beberapa kasus tindakan bunuh diri akibat kehilangan keperawanan pada usia dini.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan Ohio State University pada 2007 menemukan sebuah pola kenakalan remaja lebih tinggi akibat melakuan hubungan seks dini. Dengan kata lain, remaja yang melakukan hubungan seks dini jauh lebih nakal dibandingkan sebayanya.
University of Texas-Austin juga pernah meneliti tentang hubungan seks dini oleh remaja. Hasilnya, rata-rata remaja tidak mendapatkan kepuasan seks.
Hasil berbeda didapatkan dari orang-orang berusia di atas 25 tahun yang melakukan hubungan seks. Mereka mendapatkan hubungan romantis yang lebih memuaskan. Hal itu terjadi karena remaja belum memiliki kematangan emosional.
Mayoritas Perempuan Menyesal Melepas Keperawanan saat Remaja
Penelitian Universitas Texas juga menyebut bahwa mayoritas perempuan menyesal telah melepas keperawanan saat usia remaja.
Yang disesali mereka adalah:
- Menyerahkan keperawanan kepada orang yang salah
- Selingkuh dari pasangan
- Terburu-buru melakukan hubungan seksual