
Dr John Gottman pendiri The Gottman Institute, yang juga seorang peneliti hubungan manusia selama 40 tahun mengungkapkan 7 kunci pernikahan bahagia.
1. Tuliskan apa yang kamu hadapi
Hal ini bertujuan untuk membantu menjaga keintiman pasangan. Juga untuk mempersiapkan pasangan ketika menghadapi stres dan konflik yang akan timbul dalam pernikahan. Dr Gottman menyebutnya sebagai peta cinta.
Buat peta cinta kamu sendiri. Kemudian tuliskan dan diskusikan informasi yang kamu tulis bersama pasangan.
Yang bisa dituliskan:
- Orang-orang penting dalam kehidupan kamu (teman, saingan atau musuh.
- peristiwa penting dalam hidup kamu dan pasangan
- acara kegemaran
- stres dan kekhawatiran saat ini
- harapan/impian/cita-cita
- Latihan eksplorasi diri “siapa aku?â€
- Luka dan keadaan yang membuat diri menjadi emosi
- misi kamu
- kamu ingin menjadi siapa
Tuliskan dan diskusikan hal ini bersama pasangan.
Baca Juga:
- Benarkah semua pria selingkuh?
- Dugaan Pelecehan Gofar Hilman Cuma Serpihan Kecil, Faktanya Kasus Pelecehan Wanita di Indonesia Sangat Mengerikan
- Cara mengatasi konflik tanpa harus menyakiti hati pasangan
- Toxic Relationship: Dimaki, Dikasari, Bahkan Dipukul, Harus Pergi atau Bertahan karena Masih Cinta?
2. Tuliskan dan komunikasikan apa kesukaan dan kekaguman kamu
Ini adalah upaya untuk meningkatkan, mengingat atau menggali emosi positif satu sama lain. Sebab aspek kesukaan dan kekaguman dalam hubungan akan menangkal berbagai hal buruk, seperti penghinaan antarpasangan.
Mulailah dengan menulis, ‘aku menghargai….’
Sebagai contoh:
“Aku menghargai kamu yang tahu bagaimana cara menghibur aku. Suatu hari saat aku mengalami hari yang buruk, kamu bisa membuat aku tersenyum dengan memutarkan film lucu, membiarkan aku curhat tentang hal yang mengganggu, dan ini membuat aku menjadi lebih baik.â€
3. Kilas balik hubungan kalian, apa yang membuat kalian bersama sebagai pasangan
Menurut dr Gottman, kilas balik berguna agar pasangan tetap terhubung. Pasangan perlu kembali bercerita tentang bagaimana mereka memulai hubungan ini.
Hal ini penting karena dapat memicu kembali kepercayaan, hubungan emosional, gairah dan kehidupan seks yang memuaskan.
4. Biarkan pasangan mempengaruhi kamu
Prinsip ini adalah tentang membuat keputusan bersama dan mencari titik temu. Saling berbagi kekuatan dalam pernikahan kalian.
Mempengaruhi bukan berarti mengendalikan segalanya. Ini tentang saling menghormati dan menghargai pasangan.
Yang harus dilakukan pasangan saat mulai bercerita:
- Bergiliran untuk berbicara
- Jangan memberi saran, dengarkan saja
- Tunjukkan minat yang tulus untuk mendengarkan
- Ekspresikan kasih sayang
- Berempati
Untuk mengetahui sejauh mana kamu menerima pengaruh pasangan kamu, dr Gottman memberikan sejumlah pertanyaan untuk pasangan.
- Saya tertarik dengan pendapat pasangan saya tentang masalah dalam hubungan kami (Benar/salah)
- Saya tidak mencoba meyakinkan pasangan dengan memaksakan pandangan saya. (Benar/salah)
- Saya tidak menolak pendapat pasangan setiap kali berdebat. (Benar/salah)
- Saya percaya pasangan memiliki hal-hal penting yang ingin diungkapkannya. (Benar/salah)
- Saya percaya kita adalah mitra, memiliki suara yang sama dalam hubungan ini. (Benar/salah)
Jika kamu mengatakan ‘benar’ untuk semua hal di atas, kemungkinan besar kamu menerima pengaruh pasangan kamu. Selamat.
BACA JUGA:
- Apakah pernikahan bisa lanjut dan bahagia setelah berselingkuh?
- Kapan Usia Ideal Melepas Keperawanan?
- Alasan kenapa harus sering menyentuh pasangan
- Tinggal bersama sebelum nikah, apakah bermanfaat saat menikah kelak?
- Poligami jangan diam-diam tapi juga bukan untuk diumbar
5. Selesaikan masalah bersama
Prinsip ini adalah tentang pemecehan masalah dan komunikasi.
Menurut dr Gottman, ada dua jenis masalah dalam pernikahan. Pertama masalah yang dapat dipecahkan dan masalah abadi, yang tidak dapat diselesaikan.
Yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah bersama pasangan:
Berbicara dengan sopan
Mulailah percakapan tanpa penghinaan atau kritik. Salah satu cara yang bisa lakukan adalah membuat pernyataan dengan kata ‘saya/aku’, bukan ‘kamu’.
Sebagai contoh:
“Aku sepertinya kurang suka yah lihat kamu pulang malam terus. Aku khawatir, takut kamu ada apa-apa di jalan.â€
“Kamu kenapa sih pulang malam terus, gak inget rumah apa?â€
Dua kalimat di atas adalah dua bentuk komunikasi yang berbeda. Kalimat kedua, kemungkinan besar akan berakhir dengan pertengkaran.
6. Belajar memperbaiki masalah
Dalam keadaan emosional, pasangan akan terjebak ke arah saling menyalahkan, dan saling menyerang. Ketika ketegangan berada pada puncaknya, hampir tidak mungkin melihat sesuatu secara rasional. Komunikasi menjadi tidak benar, berujung salah paham.
Karena itu, penting sekali untuk untuk bisa melihat situasi saat pertengkaran. Juga belajar mengakui dan menerima kesalahan.
Dalam kondisi yang panas seperti itu, sebaiknya kamu mengajak pasangan untuk menenangkan diri, saling dia untuk beberapa saat. Pejamkan mata, tarik napas dalam-dalam, kendurkan otot, agar tidak terjebak emosi.
7. Kompromi
Ketika konflik muncul, penting juga untuk mempertimbangkan perasaan pasangan. Hal ini sangat penting dan berpengaruh untuk membuat sebuah solusi. Dengan kompromi kamu dan pasangan bisa terhindar dari percakapan yang tidak efektif.
8. Atasi kemacetan
Kemacetan dalam pernikahan sama seperti kemacetan lalu lintas. Pasangan yang mengalami kemacetan, seperti sulit dalam berargumen, semakin macet pula untuk mengatasi hal-hal yang lain.
Dr Gottman mengatakan, kemacetan terjadi ketika impian dan keinginan terdalam seseorang terhalang. Pasangan yang baik akan membantu pasangannya untuk mencapai impian tersebut, bahkan membantu melewati rintangan.
Mengakui dan menghormati impian terdalam adalah kunci untuk menyelamatkan pernikahan.
Kiat-kiat dr Gottman untuk mengatasi kemacetan pernikahan:
- Berempati dengan pasangan. Minta mereka bercerita tentang impiannya. Dengarkan baik-baik dan berempati.
- Bersikap hormat. Saling berkomunikasi. Kamu ingin pasangan seperti apa. Dan pasangan ingin kamu seperti apa.
- Ingat saat bertemu. Ingatlah hari-hari awal mengenal satu sama lain. Ketika kamu dan dia tidak mencoba mengubah satu sama lain. Hanya ingin tahu tentang orang yang baru kamu temui.