
Halo semua, apa kabar? Belajar Dari Cinta punya konten baru nih, namanya cerita selfcare. Sebuah konten, yang gak akan pernah bosan untuk ingetin dan ajak kalian semua untuk mencintai diri sendiri.
Soalnya kenapa, yang namanya masalah itu pasti akan selalu ada. Tapi, coba deh kita sadarin, sudah banyak masalah yang kita hadapi selama ini, tapi kita tetap baik-baik aja, tetap bisa hidup, bernafas dan tertawa.
Orang yang gw ceritain ini sebetulnya bukan dari kalangan keluarga yang gak mampu, dari dulu segala kebutuhan hampir selalu terpenuhi. Tapi karena dari kecil orangtuanya sangat keras, sekarang ini, dia memutuskan untuk gak mau kenal lagi sama keluarganya.
Salah satu tindakan keras yang dilakukan orangtuanya adalah saat beribadah. Saat dia kecil, kira-kira masih di bawah 5 tahun, dia sudah sering baget dipukulin hanya karena telah beribadah, sampai badan dan wajahnya memar-memar.
Mungkin maksud orangtuanya ingin bikin disiplin yah, tapi efeknya, dia jadi punya pemikiran kalau agama itu sangat kejam. Sampai harus pukulin anak kecil segala. Akibatnya, saat remaja, dia memutuskan untuk tidak memilih agama.
Begitu juga soal pendidikan, anak ini justru selalu diremehkan oleh orangtuanya sendiri. Padahal, anak ini sebetulnya sangat berprestasi sewaktu sekolah, tapi sayangnya dia gak pernah mendapat apresiasi dari orangtuanya.
Hmmm, kebayang gak sih, kalo kita abis bagi rapot terus kita nunjukin kalau kita rangking satu ke orangtua, pasti kita ingin melihat ekspresi bahagia dari orangtua. . Tapi ini kebalikannya. dia justru dicuekin, bahkan diremehin. Alah, baru rangking satu aja, gak usah bangga deh, gitu kata orangtuanya.
Tapi, saat dia rankingnya turun, dia justru kembali dipukulin sama orangtuanya bahkan dianggap sebagai anak bodoh.
Yang lebih dalem lagi, saat sekolahnya merayakan hari ibu, dia ngeliat kalau teman-temannya itu sangat mencintai dan menyayangi ibu masing-masing. Saling berpelukan, sambil menangis saat memberikan bunga ke ibunya, dan ibu teman-temannya pun terlihat sangat mencintai dan menyayangi teman-temannya tersebut.
Saat melihat kejadian itu, dia berpikir, ternyata ibu itu bisa yah disayangin. ibu itu bisa yah nyayangin anaknya. Tapi kok ibu aku kok nggak seperti itu. Aduh sedih banget ga sih, anak kecil punya perasaan seperti itu.
Akibat kejadian masa lalu tersebut, kini saat sudah dewasa, dia memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarganya untuk menemukan dunianya sendiri.
Dia tidak ingin jiwanya terus tersakiti oleh tindakan-tindakan keluarganya yang dirasa sudah sangat keterlaluan. Sedih sih, tapi ternyata hal itu adalah keputusan yang tepat. Karena saat ini, dia bertemu dengan berbagai orang, yang mencintainya. Bahkan, dia pun kembali memeluk agama, karena mendapatkan persepsi yang jauh berbeda tentang agama dari orang-orang yang kini mencintainya.
Dari cerita ini kita belajar, bagaimana seseorang memilih untuk keluar dari lingkungan yang tidak mencintainya, itu berat banget lho. Tapi dia meyakini bahwa hidup itu bukan cuma untuk menyenangkan orang lain aja. Kebahagian yang paling utama adalah kebahagiaan untuk diri sendiri. Jika diri sendiri sudah bahagia, maka kita bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
Segitu dulu yah cerita selfcare BDC kali ini, sampai jumpa pada cerita selfcare BDC berikutnya. Jangan lupa subscire channel youtube BDC dan follow IG @belajardrcinta yah.
Buat kamu yang ingin menulis cerita selfcare, kamu bisa menulisnya di situs belajardrcinta.id