
Beberapa tahun belakangan, kita sering banget dengar kata self-love. Berbagai cara untuk mempraktekkan self-love bisa kita akses di dunia maya. Bahkan nggak jarang, kata self-love ini digunakan secara ringan untuk konten sehari-hari di sosial media. Hal ini jelas makin mempopulerkan istilah self-love. Tapi, sebenarnya apa sih self-love itu?
Baca lagi: Hubungan Terasa Hambar? Bisa Jadi itu Empty Love
Khoshabah (2012) menyebutkan bahwa self-love adalah kondisi saat seseorang dapat menghargai diri mereka dengan mengapresiasi diri saat seseorang telah mengambil keputusan dalam perkembangan spiritual, fisik juga secara psikologis.
Hal ini erat kaitannya dengan seseorang yang sudah dapat menerima kekurangan dan kelebihannya. Sehingga mereka dapat mengembangkan diri serta fokus pada tujuan hidup yang telah mereka atur dan berakhir puas dengan usaha yang telah dilakukan. Seseorang yang sudah mempraktekkan self-love pada dirinya, tidak akan lagi menghukum dirinya dengan komentar negatif yang sebenarnya justru berujung pada kesulitan untuk mengembangkan diri.
Contohnya ketika seseorang memuji, “Wah, baju yang kamu pakai bagus dan cocok dengan bentuk badanmu. Cantik deh.” Seseorang yang belum mencintai dirinya akan menanggapi dengan kalimat negatif, seperti, “Ini masih chubby pipiku. Badan aku juga gendut banget.” Kalimat pujian menjadi tanpa arti bagi seseorang yang kurang mencintai dirinya. Contoh lain seseorang yang masih belum mempraktekkan self-love adalah mengutuk diri sendiri ketika berbuat salah. “Ah, elah, gini aja kok enggak bisa sihhh!” Kadang, bukannya mencari sumber masalah dan jalan keluarnya tetapi orang yang belum mempraktekkan self-love malah sibuk menyalahkan diri sendiri.
Seseorang perlu memahami diri sendiri, mencari kelebihan dan mengerti kekurangan sebagai bentuk self-love. Ketika sudah mengerti dan menerima kekuatan, keunikan juga kekurangan dalam diri, cinta dalam diri akan tumbuh dengan sendirinya. Seseorang akan merasa cukup bahagia dengan sesuatu yang mereka punya. Ketika sudah mencintai diri, kebahagiaan tidak akan bergantung dengan barang mewah yang atau mengharapkan afirmasi dan pujian dari orang lain.
Pengaruh praktek self-love pada hidup seseorang
Tanda seseorang sudah cukup mencintai diri sendiri adalah ketika mereka sudah bisa dengan tulus memuji orang lain tanpa mengharapkan pujian dari orang lain atau dengan kata lain, mereka tidak menaruh ekspektasi berlebih dari orang lain. Mereka juga dapat mengatur emosi lebih baik. Mereka juga akan lebih pandai beradaptasi dengan situasi dan memposisikan diri.
Seseorang yang sudah mencintai diri tentu akan berpengaruh pada seluruh aspek hidupnya. Mempraktekkan self-love akan mengurangi kecemasan dan stres akibat pola pikir negatif yang berkeliaran pada pikiran. Selain itu, self-love memengaruhi cara berpikir dan cara menyelesaikan masalah dalam pekerjaan, cara berinteraksi dengan orang-orang sekitar, menentukan pasangan hidup, dan yang paling krusial, self-love menentukan cara membesarkan anak di kemudian hari. Menerapkan self-love baik untuk menumbuhkan hal-hal positif pada diri yang akan mempengaruhi segala aspek dalam hidup.
Baca lagi: Dijamin Hubunganmu Bakal Lebih Mesra Setelah Memahami 5 Jenis Love Languages Ini
Belajardaricinta.id bertujuan untuk menjadi tempat untuk curhat, berbagi tulisan dan kisah yang membangun, dan memberikan perspektif baru bagi pembacanya, sehingga diharapkan bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Kami percaya bahwa curhat dapat memberikan rasa tenang, tidak sendirian dan mencegah membuat kondisi menjadi lebih buruk.
Yuk ikut berbagi ceritamu di sini dengan mendaftar di Writing Therapy.